nusakini.com-- Diplomat tidak boleh terhanyut nostalgia masa lalu. Melainkan harus mampu menjawab secara real time berbagai tantangan dan konstelasi global saat ini.  

Demikian disampaikan Menlu Retno Marsudi pada sesi kuliah gabungan Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri (Sesparlu) Angkatan 59 dan Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan 61 di Pusdiklat Kemlu,kemarin.

Ditekankan, staf Kementerian Luar Negeri tidak boleh terjebak dalam “mantra” masa lalu yang dibuat sendiri, namun harus untuk menemukan “mantra-mantra” baru agar Indonesia tetap berkibar. “Inovasi-inovasi baru yang bersifat result oriented perlu disegerakan oleh para Diplomat Indonesia,” ujarnya. 

Dicontohkan, inovasi telah dilakukan oleh Indonesia dalam hal diplomasi di Afrika. Indonesia telah menginisiasi Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 sehingga memiliki kedekatan khusus dengan Afrika. Melalui kedekatan historis ini, Indonesia kini mengembangkan berbagai kerja sama baru dengan Afrika yang selama ini mengalami stagnansi.  

Menlu Retno menegaskan bahwa saat ini sudah waktunya agar kedekatan politik dikembangkan menjadi kedekatan ekonomi sehingga manfaatnya nyata bagi masyarakat.  

“Penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) di bulan April 2018 lalu yang telah menghasilkan kesepakatan bisnis senilai USD 1,08 milyar dan potential deal senilai USD 1,3 milyar adalah salah satu contoh kesuksesan inovasi dalam diplomasi Indonesia,” imbuhnya. 

Menlu RI juga mengulas mengenai situasi di Timur Tengah dan rivalitas antara negara-negara kunci di Timur Tengah, pentingnya sentralitas dan kesatuan ASEAN, dan diplomasi di berbagai wilayah dunia. 

Di akhir kuliahnya, Menlu Retno menekankan mengenai pentingnya menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Suasana kerja tersebut akan menyumbang pada keberhasilan diplomasi RI. Digarisbawahi juga perlunya solidaritas antar pegawai untuk membangun jiwa korsa Kemlu serta netralitas PNS sebagai aparatur sipil negara. 

Sesdilu merupakan pendidikan dan pelatihan untuk PNS Kemlu yang telah mencapai jenjang karir diplomat muda, sedangkan Sesparlu merupakan pendidikan bagi PNS Kemenlu yang telah mencapai jenjang karir diplomat madya. Sesdilu kali ini bertema “Innovation and Determination for a Viable Diplomacy and Foreign Policy” dan diikuti oleh 32 diplomat muda Kemlu sejak akhir Juni lalu hingga akhir Agustus mendatang. (p/ab)